Bismillah.
Selamat
datang kembali di blog yang sudah lama terlupakan ini.
Salah satu konten baru dalam blog ini adalah
menceritakan seseorang yang menjadi bagian dari hidup saya. Entah itu keluarga,
teman, guru, dan sebagainya. Mengapa harus diceritakan hal semacam ini? Apakah
akan bermanfaat?
Tujuan saya menuliskan konten semacam ini adalah
untuk mengapresiasi orang-orang yang ada dalam hidup saya berserta dengan
kenangan yang sudah ditorehkan bersama saya. Kenangan itu indah dan harus
disimpan. Dan otak ini terbatas. Jadi biarkan saya menulis. Menulis adalah
karya. Dan saya ingin mengabadikan orang-orang tersebut dalam karya saya.
Alasan kedua, karena dunia ini banyak orang. Dan bisa saja teman saya berteman
dnegan teman anda, atau pacar teman saya selingkuh dengan teman saya atau saya
sendiri. Hehehehe. Tidak, bukan itu. Pemikirannya seperti ini, bisa jadi
tulisan ini akan mengubah pola pikir seseorang terhadap orang lainnya. Misalkan
menurut si Jojo, Anthoni orangnya sombong. Tapi ditulisan saya, si Anthoni
orang yang ramah. Jadi bisa saja, dengan penuturan saya akan mengubah persepsi
si Jojo, bahwa anthoni adalah orang yang ramah, tidak sombong. Bagaimana
mungkin itu terjadi? Bahwa orang akan percaya dengan saya ketimbang dengan
pemikiran jojo? Baik, saya akan menuturkan sejujurnya dari apa yang saya
rasakan sebagai temannya atau orang sekitarannya. Maka dari itu, konten ini
diberi nama “ teman hidup”.
Untuk pertama kalinya di konten ini, saya akan
mendetailkan pandangan saya dan kenangan indah saya tentang “ Heri Mare”.
Mengingat, karena hari ini dia sedang berulang tahun yang ke 21 tahun. Jadi,
sebelum melangkah lebih lanjut, mari mengucapkan selamat dulu.
Selamat ulang tahun yang ke-21 Tahun.
Semoga Ibumu yang melahirkanmu 21 tahun lalu,
bersyukur dengan adanya kamu sampai hari ini.
Semoga Ayahmu yang melindungimu 21 tahun lalu,
bangga dengan hadirnya kamu sampai kata ini.
Semoga engkau menjadi orang yang baik.
Semoga engkau menjadi lebih baik.
Dan semoga engkau menjadi yang terbaik.
Untuk orang-orang yang baik.
Untuk orang yang mengharapkanmu lebih baik.
Dan untuk orang yang selalu ingin melihatmu menjadi
yang terbaik.
Selamat mengabdi kepada Tuhanmu, dan orang-orang
disekitarmu untuk setahun ini.
Semoga di 5 September berikutnya, pengabdianmu
menjadi indah dan berharga,
Baik.
Akan dijelaskan sedetail mungkin, insya Allah.
Heri Mare, adalah manusia yang dalam hidupnya saya
panggil Mbak. Entah kenapa. Mungkin karena ikut-ikutan sama Bapak saya yang
selalu memanggilnya Mbak.
Mbak merupakan sepupu perempuan saya. Sepupu dekat.
Sekali. Kalau orang bilang sepupu satu kali. Ini gara-gara Bapak saya
bersaudara sama mama Mbak. Kalau Bapak saya menikah sama mamanya itu berarti
saya tidak sepupuan tapi saudara kandung. Dari keluarga bapak, mungkin saya
paling akrab dengan sepupu yang satu ini. Pertama karena dia perempuan. Kedua
karena teman sekolah.
Kami rumahnya berjauhan. Sekitaran 5 Km. Beda
kelurahan.
Masih teringat dengan jelas, zaman-zamannya SD, kami
yang belum tersentuh dengan kecanggihan HP, saling bertukar surat. Bapak saya
mengajar di Sekolahnya. Jadi, jika saya ingin berkunjung ke Rumahnya, saya akan
mengirim surat bahwa saya akan datang melalui bapak. Apakah buah kelapa kakek
dan nenek sudah bisa dimakan atau belum? Hasil tulisan surat saya adalah bimbingan
dari bapak saya. Surat kemudian akan di balas dan saya terima. Besoknya kami,
makan kelapa muda.
Mbak adalah teman kelas SMP saya mulai dari kelas 7
sampai 9. Lumayan membosankan sebenarnya. Apa tah lagi, kami sebangku. Lebih
lagi, kami satu gang. Dulunya gang kami sangat terkenal seantero SMPN 3
Pinrang, namanya HELMI QR. Sebuah gang cewek yang berisi siswi-siswi cupu yang
kerjaannya Cuma diperpus, kantin, dan kelas atau dibawah pohon mangga yang suka
dicoretin pohonnya pakai paku. Maafkan kami yang masih labil.
Pas SMP kelas 7, Mbak sempat tinggal di rumah selama
satu semester. Kami sekamar plus sama adek saya, Yusri. Pagi, kami akan bangun
untuk cuci piring sama-sama kemudian menyapu halaman rumah. Barulah kemudian berangkat
sekolah.
Tamat SMP,
Saya sekelas lagi dengannya di SMA selama 2 tahun di
kelas tergokil dan kece seantero SMAN 6 Pinrang, XI.IPA 1 dan XII.IPA 1. Sekali
lagi, saya harus melihat mukanya setiap hari dari dekat karena kami sebangku
lagi.
Kehidupan kami berdua tidak selamanya akur, karena sering
juga muncul konflik persebangkuan. Paling saya ingat adalah ketika si Mbak ini
sedang minta untuk dijelaskan tentang suatu materi matematika, tapi saya sedang
tidak moodnya untuk menjelaskan. Akhirnya dia ngambek. Saya digusur dari bangku.
Pindahlah saya ke bangku sebelah. Karena hal ini, dia diejek oleh teman-teman
cowok yang rese bernama Syarifuddin dan Ahmad. Karena Mbak emosi, melayanglah
botol minum ke arah mereka berdua. Tragis, dramatis, dan eksotis menurut pandangan
mata saya. Hahahaha.
Walau konflik itu sedang terjadi, tapi kalau kami di
luar kelas, misalkan saya dan keluarga harus berkunjung ke Rumahnya. Muka saya
harus bagus karena kami akan disaksikan oleh keluarga yang lainnya. Jika masih
terlihat berkonflik, kami akan disidang keluarga. Dan itu menakutkan.
Masa SMA, adalah masa terindah kami, mungkin. Bisa
jadi, iya. Kami sering keluar bareng. Meskipun tidak ada pr-gang-gangan dalam
kehidupan SMA saya. Kebiasaan jalan bareng saya termasuk pada saat bimbel
Fisika. Masih ingin ketawa sendiri jika mengingat kami pernah nekat menerobos
sweeping karena bermodal kartu pelajar saja. Padahal kami sudah tau, kartu
pelajar tidak berlaku kecuali jika pakai baju seragam. Akhirnya menerobos dan
kami ditilang. Ketika di investigasi sama pak polisi, kami mengutarakan banyak
alasan. Tapi alasan kami sendiri sampai dititik jenuhnya ditolak oleh pak
polisi. Jadilah, Mbak menangis. I am Speechless. Tidak tau mau bilang apalagi
di depan pak polisi. Kami diminta bayar denda. Kisah ini kemudian diakhir
dengan menelpon bapak saya untuk menjemput kami.
Masa-masa romantic kami datang pada saat kami berdua
kuliah. Karena kami berjauhan. Dia di Pare-pare dan saya di Makassar. Bertemu
hanya beberapa kali dalam satu semesternya. Dan videocall adalah andalan kami
saat rindu ataukah kosong melanda.
Dan kemarin, yang dinantikan telah tiba. Manusia
berbadan jauh lebih tinggi daripada saya ini, mendapatkan gelar pertamanya
sebagai ahli madya keperawatan. Masih saya ingat, hari-hari dimana saya
menemaninya ke warnet buat mendaftar, kemudian ospeknya, lalu capping day-nya,
yudisiumnya dan akhirnya wisuda.
Berbekal undangan wali temannya, saya bisa masuk ke
gedung wisuda. Selain bangga menyaksikan prosesi wisuda, saya juga merasa
tertekan. Bukan, maksud saya merasa termotivasi, untuk segera menyusul
menyelesaikan kuliah ini.
Ketika diselamati dengan mencium tangannya, saya
akan bercanda,’ Tangannya kosong, tidak ada amplopnya’. Waleh-waleh, jadilah
akhirnya Amd.Kep itu memberikan saya selembar kertas yang jika dibawa
kepenjual, yah saya bisa dapat makan.
Jika mau digambarkan, dia adalah manusia yang lucu.
Suka melucu. Dan beneran lucuannya lumayan lucu, sih.
Dia adalah orang yang pemberani. Dan saya lumayan
penakut. Apalagi ketika sesi Tanya jawab di kelas, jika saya sedang ciutnya
menjawab, maka dia akan meminta jawaban dan kemudian mengangkat tangan. I am
proud of you, sis. Hahahaa.
Pernah waktu kami SMP, sedang berlangsung proses
diskusi. Kemudian dia bertanya. Kemudian yang lain menjawab. Ketika guru bertanya
bagaimana tanggapannya terhadap jawaban yang disampaikan sama teman-teman, dia
lalu mengatakan tidak puas dengan semua
jawaban yang dilontarkan. Karena Mbak lama merasakan ketidakpuasan, guru
kemudian mengatakan ‘bagaimana Heri?’, dia kemudian mengatakan, ‘ Orang
bertanya itu ada dua alasannya, pertama karena tidak tau dan kedua karena ingin
menguji’. Lalu bertanyalah ibu guru, ‘kamu berada diposisi mana?’ Saya berada
di posisi tidak tau, bu’. Lalu kenapa
engkau bisa tidak puas nak, sedangkan jawabannya saja kau tak tau?
Saking pemberaninya, dia mau saja dibonceng motor
oleh saya yang lagi belajar naik motor. Walau, saya hampir berhasil membuatnya
mencium aspal jalan raya. Hampir Untung
kakinya panjang, jadi yaahhh masih bisa terselamatkan.
Percayalah, dia memang sangat pemberani. Mulutnya.
Hahaha.
Tapi terkadang dia juga menjadi pemalu. Termasuk
malu datang ke Sekolahnya sendiri untuk silaturahim kepada orang-orang sekolah.
Bagi saya, si Mbak adalah Sepupu rasa teman.
Baiklah, sudah cukup panjang.
Semoga saja, orang yang sedang diabadikan dalam
tulisan ini menjadi orang yang baik. Lebih baik. Dan Terbaik. Intinya, menjadi manusia
yang mengabdikan hidupnya untuk kebaikan.
Teruntuk kalian yang mungkin mengenal Heri Mare,
pastilah mempunyai kesan dan cerita menarik. Silahkan komentar di bawah.
Sekian cerita teman hidup hari ini, semoga kalian
tidak merasa rugi membuang-buang kouta untuk membacanya. Merasa menyia-nyiakan
waktu dan matanya untuk menikmati tulisan ini.
Terima kasih.
Syukron.
Danke.
Thank You.
Arigato.
Gomawo.
3 Komentar
Heri mare
BalasHapusMakhluk bumi yg berspesies sejenis manusia, entah itu manusia apa 😂
Sepakat jika dia di lantik dengan kata "lucu". Sepakat jika dia di lantik dengan kata "pemberani". Tapi masih kurang satu, dia juga cocok dilantik pemarah ✌ (itu waktu SMA) tidak tau sekarang.
Selamat hari jadi yang ke 21, saya blm bisa melontarkan doa karna kita pernah sepakat "ada doa, ada makanan" 😂
hahaha benaer. kulupai tambahkan pemarahnya. kah namarahi semua orang di. wkwkwkw.
HapusBagus gan artikel nya, terimakasih banyak sudah berbagi gan...
BalasHapusgwc388
agen joker123
joker123