Pada masa seperti ini, masa corona, banyak hal yang harus
tertunda. Ada yang mau wisuda, tapi karena corona akhirnya harus bersabar dulu.
Padahal doinya sudah tidak sabar melamarnya setelah wisuda, ini malah tertunda
lagi karena corona. Ada juga yang lagi
cari kerja, tapi harus mengurungkan niat. Amit-amit perusahaan membuka lowongan
kerja, ini malah banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya karena dampak
corona.
Agar tetap bisa bertahan hidup di masa corona ini,
sebagian besar manusia benar-benar memutar otaknya agar tetap bisa makan dan
beli kuota internet. Karena aktivitas sehari-hari yang harus di rumah aja dan
nggak bisa kemana-mana, mau tidak mau kita harus mencari penghasilan yang bisa
dilakukan di rumah. Yah, harapannya ketika corona selesaipun, jika kerjaan ini
dianggap menguntungkan bisa dilanjutkan lagi dan tidak perlu lagi mencari
lowongan kerja.
Ada dua hal yang bisa kamu lakukan selama di rumah aja
agar tetap bisa menghasilkan uang demi kelangsungan perut dan kuota internet.
Ya, Dropship dan Reseller. Apa perbedaan antara keduanya? Mana yang lebih
menguntungkan?
Sebelum lanjut bagaimana perbedaan keduanya, ada baiknya
kita pahami dulu apa itu dropship dan reseller?
Dropship adalah bisnis dimana kamu bisa memiliki toko
sendiri tanpa harus menyetok barangnya. Kamu hanya perlu mempromosikan foto
barang di sosial media. Lalu ketika ada yang berminat dengan barang yang kamu
jual, maka kamu tinggal meminta suppliermu untuk mengirimkan barang ke
pelanggan dengan mengatasnamakan nama toko kamu sebagai pengirim. Jadi, kamu
tidak memerlukan biaya yang besar untuk menjalankan bisnis ini, atau bahkan
bisa dibilang tanpa biaya. Eh, tunggu. Kamu cuma perlu menyiapkan kuota
internet. Jadi daripada kuotamu cuma terbuang untuk menonton youtube dan
membuat para youtuber kaya, jadi mending kamu gunakan untuk keberlangsungan
bisnismu.
Sedangkan,
Reseller adalah bisnis dimana kamu menjual ulang suatu
barang. Artinya, kamu perlu membeli barang seseorang atau suatu toko, lalu kamu
menjualnya kembali dengan mengatasnamakan tokomu. Dengan kata lain, untuk
menjadi reseller, kamu harus mengeluarkan dana awal yang lumayan besar untuk
menyetok barang yang akan kamu jual kembali.
Jadi, bisa dibilang kedua bisnis ini merupakan bisnis
yang bisa kamu lakukan tanpa harus memiliki produk sendiri.
Terus apa kelebihan dan kekurangan dari kedua
jenis bisnis di atas?
Dropship
Kelebihan
1. Modal sedikit
Seperti yang
sudah dijelaskan di atas, berbisnis dengan jalan dropship bisa dibilang nyaris
tanpa modal. Karena kamu hanya perlu mempromosikan gambar dari produk yang kamu
jual di sosial media.
2. Simpel
Menjalankan bisnis
dropship sangat simpel, karena hal-hal yang berat semuanya sudah diurusi oleh
sang supplier. Misalnya, pengadaan stok, pengemasan, dan juga pengirimannya. Meskipun
semuanya dikerjakan oleh suplier, barang akan tetap dikirim atas nama toko
kamu. Jadi seolah-olah, kamulah yang memiliki produk tersebut.
3. Kapanpun dan
dimanapun
Berbisnis
dengan dropship seperti ini bisa kamu lakukan kapanpun dan dimanapun. Entah itu
saat kamu lagi di kampung, di luar negeri, ketika kamu sedang berlibur, dan bahkan
saat kamu tidurpun bisnismu terus berjalan.
Kekurangan
1. Penghasilan
kecil
Modal awal
memang kecil, tapi sayangnya penghasilan yang didapatkan pun juga kecil. Memang
iya, kamu bisa mengatur harga sesuai dengan yang kamu mau, tapi kamu tidak
mungkin menaikkan harga yang jauh lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh
supplier, karena ini akan mempengaruhi ketertarikan pelanggan pada barang yang
kamu jual. Lebih parahnya, pelanggan akan mencari toko lain yang harganya jauh
lebih murah.
2. Tidak tahu
kondisi barang
Terkadang, saat
berjualan dengan dropship, kamu akan menjumpai jenis pelanggan yang meminta
informasi secara rinci mengenai kualitas atau kondisi barang yang kamu jual. Karena
stok barang bukan kamu yang pegang, maka kamu akan kesulitan untuk menjelaskan
kondisi barang yang kamu jual kepada calon pelanggan. Maka dari itu, usahakan
untuk bertanya sebelumnya kepada supplier tentang kondisi barang secara
merinci, sehingga ketika kamu ditanya oleh calon pelanggan, kamu bisa
menjelaskannya.
3. Tidak tau
stok barang
Karena stok
barang bukan kamu yang pegang, maka kamu tidak akan tahu kalau barang yang kamu
jual ternyata stoknya sudah habis di supplier. Akhirnya, calon pelanggan yang menggebu-gebu
ingin membeli produk yang habis itu akan merasa kecewa. Maka tipsnya, selain
menanyakan kondisi barang secara mendetail kepada supplier, maka usahakan juga
untuk selalu menanyakan jumlah barang yang tersedia.
4. Komplain
dari pelanggan
Ketika barangmu
sudah sampai ke pelanggan, dan kamu mendapatkan komplain karena berbagai
masalah, maka pasti kamu akan kesulitan untuk mengatasinya. Masalah yang bisa
saja terjadi, seperti: keterlambatan pengiriman atau kondisi barang yang tidak
sesuai seperti apa yang dipromosikan. Hal ini akan membuat pelanggan kecewa dan
ketika ingin komplain, maka pasti larinya ke kamu, karena kamulah yang
menawarkan produk ini.
Reseller
Kelebihan
1. Tahu stok
barang
Beda dengan
dropship, dengan menjadi reseller kamu bisa mengetahui stok barang, karena
produk yang akan kamu jual sudah ada di tanganmu.
2. Kondisi
barang terpantau
Sama seperti
jumlah, dengan adanya stok barang di tangan kamu, maka kamu bisa mengecek
bagaimana kondisi barang yang kamu jual. Jadi, tidak akan ada masalah perbedaan
kondisi setelah barang diterima oleh pelanggan.
3. Bisa
menjelaskan spesifikasi barang lebih detail
Produk ada di
tangan kamu, jadi ketika calon pelanggan bertanya-tanya tentang detail
barangnya, kamu sisa mengeceknya dan
menjelaskannya.
4. Menerima
pelanggan online dan offline
Berbeda dengan
dropship yang calon pelanggannya hanya melalui online, dengan menjadi reseller,
kamu bisa juga menjual barangnya secara offline, karena barang sudah ada di
tangan kamu sendiri. Bahkan kamu bisa membuka toko sendiri.
Kekurangan
1. Modal besar
Seperti yang
dijelaskan tadi, untuk menjadi reseller kamu membutuhkan dana yang tidak
sedikit untuk melakukan pengadaan stok barang.
2. Sepi
bertanda bangkrut
Menjadi reseller,
kemungkinan bangkrutnya lebih tinggi daripada menjadi dropship. Jika toko
online atau offline sepi pelanggan, itu sudah tanda-tanda akan bangkrut, karena
barang yang sudah kamu beli tidak dibeli lagi oleh orang lain.
3. Repot
Menjadi
reseller artinya kamu harus melakukan semuanya sendiri. Kamu harus menyetok,
mengemas, dan juga mengirim barangnya sendiri.
Terus mana yang
lebih menguntungkan?
Soal mana yang
lebih menguntungkan itu tergantung bagaimana
kamu mengolah bisnismu. Mau itu dropship
ataupun menjadi reseller. Tetap konsisten dalam menjalankannya dan kamu akan
mendapatkan hasilnya.
Jadi, sekarang mau jadi dropship atau jadi reseller?
Sekian.
Yours,
2 Komentar
Saran aja kalau mau jadi dropshipper sukses, cari toko/supplier yang bisa dipercaya dan itu bisa ditemukan di sekitar anda, marketplace,shopee, tokped dll.
BalasHapuswah saran yang sangat bijak dari reseller tersukses se jrusan fisika
Hapus