Hitungan hari, 2017 akan berlalu.

Untukmu 2017-ku, terima kasih telah membuat hari-hari yang indah di hidupku.

Ketika para youtubers, berbondong-bondong membuat youtube rewind maka apa salahnya untuk para blogger untuk membuat hal yang sama?

2017 bagi saya adalah tahun setelah tahun 2016. Maaf ini bercanda. Tapi semoga tidak garing.

Melalui tulisan ini, malam ini, saya akan bercerita bagaimana 2017 ini terlewati.

Bagi saya, 2017 adalah tahun yang penuh dengan pengalaman meletup-letup dan itu semua membuat hidup saya semakin berwarna.

Film teristimewa
Salaah satu scene di pasar

Di tahun 2017, adalah momen saya merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang artis. Ahh,, terlalu berlebihan. Kalau bukan tuntutan tugas kuliah, ini tidak akan terjadi. Di tahun yang orang bilang Jaman Now ini, saya memerankan sebuah film. Sekali lagi ini adalah tugas kuliah. Shooting yang kami lakukan selama kurang lebih 10 hari benar-benar menguras tenaga, waktu, pikiran, dan perasaan. Shooting kami lakukan disela-sela kuliah. Ah salah. Kuliah kami lakukan disela-sela shooting. Karena rasanya waktu untuk shooting lebih banyak ketimbang kuliah saat itu. Bahkan karena lokasi shooting yang terkadang jauh dari kampus, saya bersama beberapa teman saya bolos gara-gara telat masuk kuliah. Mau dikatakan apalagi, kita tak akan pernah satu.. Sorry, ini baper. Yang jelas, dari pengalaman tugas film ini, begitu banyak hal yang saya dapatkan. Bagaimana bekerja keras, bagaimana bekerja sama dengan team yang otaknya gak ada yang sama, dan ini bagian paling sulit sebenarnya. Menyatukan pikiran yang beda menjadi satu. Satu lagi, dari film ini , memanajemen waktu benar-benar dibutuhkan. So, terima kasih untuk bapak dosen pengampuh mata kuliah yang telah membuat ini menjadi fenomena di kehidupan saya tahun 2017.

Ulang tahun terbaik




17 maret 2017, adalah hari ulang tahun yang terbaik pernah saya dapatkan. Usia 19 tahun bukanlah pencapaian yang sederhana. 19 tahun artinya saya sudah dewasa, sudah hampir nikah, maaf jodoh belum terdeteksi.

Bergabung di Bimbingan belajar. 
Naik angkot, jalan sendiri, pergi pagi –pulang sore, sudah itu kuliah lagi. Ini saya alami ketika masa-masa bergabung di bimbingan belajar. Masa-masa persiapan SBMPTN adalah kesempatan besar bagi beberapa mahasaiwa untuk mencari lowongan kerja mengajar. Dan itu saya lakukan. Bergabung bersama bimbingan belajar Rektor Institute adalah sebuah kebanggaan. Ikut tes , kemudian microteaching lalu kemudian mengajar. Dan yang paling menyenangkan adalah ketika pagi saya  harus mengajar, dan siangnya saya harus kuliah. Jarak kampus ataupun kos ke tempat ngajar bukanlah suatu yang bisa dianggap remeh jaraknya. Jauh banget. Dan karena saya belum memiliki kendaraan pribadi, akhirnya saya harus naik angkot. Naik angkotnya pun harus disambung-sambung. Kadang tidur diangkot malah. Tapi, semua proses itu mendewasakan. Membuat berani menyelusuri Makassar.

  Bakti social di desa


Pernah dijelaskan di salah satu postingan saya. Ahhh, pernah. Coba cek  disini

 Terjun ke dunia organisasi.
Organisasi membuat saya semakin harus cerdas mengatur waktu saya. Kadang-kadang rapat, dan puncak tersibuknya adalah ketika program kerja Pentas Seni mulai digarap. Ya, organisasi ini adalah sebuah biro yang bergerak dalam bidang kesenian. Hampir 3 bulan lamanya kesibukan latihan mewarnai kehidupan perkuliahan saya. Tapi, latihan intensif selama 1 bulan ketika puncak pentas seni akan dilaksanakan. Setiap malam harus keluar latihan hingga jam 11. Bahkan ketika H-7, saya dan teman-teman harus latihan sampai jam 2 malam. Percayalah itu sangat melelahkan karena pulang kuliah jam 6, latihan jam 7, kemudian pulang jam 11 atau tidak jam 12 lalu kemudian melanjutkan tugas kuliah. Apakah itu yang kita sebut tidak capek?







Asisten Fisdas

Kelas Biologi A

Kelas biologi ICP

Ketika jadi praktikan

Kesibukan disemester 5 di tahun 2017 ini juga adalah menjadi asisten. Ketika kamu menjadi asisten, dan kamu juga harus jadi praktikan. Bukankah itu menyulitkan dan menyibukkan? Tapi siapa suruh memilih. Ya, itu adalah pilihan. Saya yang memilih. Apalagi harus membimbing tiga kelas. Harus merespon, harus membimbing, harus memeriksa laporan, dan masih banyak lagi. Dan itu semua berjalan di waktu kuliah. Yang paling berkesan menjadi seorang asisten bagi saya adalah ketika saya menghilangkan laporan praktikan saya. Benar-benar membuat saya hampir gila. Memikirkan dimana saya letakkan laporan praktikan? Nyatanya, tercecer. Menjadi asisten membuat whataspp saya tidak pernah kosong. Setiap malam ada saya praktikan yang menghubungi saya. Itu benar-benar menyenangkan bagi orang yang hapenya jarang dihubungi sama doi.

 Kawan Aksara

Di 2017, saya dan tiga orang teman saya membentuk sebuah komunitas. Namanya adalah Kawan Aksara. Ya, tersering kami rapat di depan kos karena ketiga teman saya adalah cowok dan jelas tidak akan bisa masuk ke kos. Usaha keras akhirnya membuahkan hasil, hingga saat ini ada 30 orang anggotanya. Dan di tahun 2018 mendatang, doakan kami di program kerja terbesar kami yang akan diselenggarakan di Pinrang. Ahh, semesta, bantulah!

Begitu banyak pengalaman di tahun ini. Apalagi untuk semester 5. I fall in love with u semester 5. Semester yang membuat saya kadang lupa bagaimana caranya tidur. Saking banyaknya tugas. Warbiasyah, banyak. Bahkan kadang saya mengeluh dengan semester 5. Kadang lelah dan hampir menyerah. But, this is complete, gaesss. Selesai lah! Paling dan paling berkesan adalah ketika semua kesibukan disemester 5 antara organisasi, asisten, kuliah terjadi bersamaan. Dan tidak bisa dipungkiri saya harus memilih. Ketika manajemen waktu yang mengatakan, lakukan yang prioritas. Nyatanya saat itu, benar-benar membuat saya bingung. Mana yang prioritas? Antara kuliah yang laporannya harus dikumpulkan hari itu juga dan terakhir jam 4 sore, disisi lain hari itu adalah hari membimbing di suatu kelas. Ini adalah tanggung jawab di lab. Dan satunya lagi, itu adalah hari dimana pentas seni akan  dilaksanakan. Pasti sibuk bukan main, kamu harus make up, kamu harus persiapkan hal-hal lain. Maksudnya, saya. Dan tadaaaa saya harus memilih. Keputusannya adalah saya meminta teman saya untuk menggantikan saya membimbing, kemudian saya meminta teman sekelompok saya untuk menuliskan laporan saya, dan akhirnya saya memilih untuk pentas seni.

Di ujung tulisan ini, terima kasih kepada semua orang-orang yang pernah mendampingi saya selama 2017. Kepada semua pengalaman, terima kasih sudah mendewasakan.


Semesta tolong bantu anak ini, mewujudkan impian 2017nya yang belum terwujud di 2018.