Mari bercerita.

Semoga berfaedah.

Memberi dampak yang membuat hidupmu menjadi lebih bermakna.

Kemarin dengan sangat senang, kami melakukan study tour yang merupakan bagian dari mata kuliah Fisika Inti. Sebanyak 45 orang dari angkatan 15 Fisika UNM beserta dengan pembimbing berangkat menuju Jakarta, tepatnya 14 April 2018.
Foto bersama di Bandara Sultan Hasanuddin sebelum berangkat ke Jakarta.
Tidak secara merinci akan saya jelaskan, karena feelnya mulai hilang sehingga mood untuk menulis dengan detail sudah tidak terlalu menggebu-gebu. Jadi biarkan intinya saja, yah. Biar yang membaca juga tidak bosan.

Malam tiba, 18.00 WIB. Hotel Mangga Dua.


Seharusnya setiap kamar berisikan 6 orang, tapi karena kami anak bandel, jadilah kami bertujuh. Sekalipun kamar agak mepet karena kelebihan muatan, yah yang penting rame. And that’s my roomates:
IP
Orang yang akan teriak pertama kalau lampu dimatiin. Padahal kami berenam tidak bisa tidur kalau lampu nyala. Jadi strategi harus berjalan dengan baik. Kami harus menidurkan anak ini dulu, barulah kami tidur.
Bersama manusia bernama IP.

Tami.

Fotografer handal kamar kami. Manusia yang tidak bisa diam. Sumpah. Teman seboker setelah sarapan. Ok itu aja.


Bersama manusia bernama tami.

Ela




Manusia yang paling setia dalam hal menemani dan ditemani ke WC. Teman terbaik dalam mengaplikasikan bahasa JAKARTA. Dan yang jelas, dia adalah fans ku.

Widi.
Manusia terfashionable. Merupakan fashion designer kamar kami. Jadi, setiap malam sebelum kegiatan besoknya, kami pasti melakukan fitting baju ke dia. Sekalipun kami sudah melakukan fitting sendiri di rumah sebelumnya, ketika dia tidak menyukai hasil fittingan kami, ok siap, bongkar fittingan sebelumnya dan ikuti apa maunya. Kalau tidak, siap saja dikatain Norak, kampungan, dan lain-lain. But, Thank you Widi. You are the best.


Ifah.
Partner in Indomaret. FYI, kamar kami memiliki piket ke Indomaret buat beli cemilan tiap malamnya. Dan Ifah adalah partner saya. Kita adalah manusia yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta dan harus jalan kaki kesana kemari mencari jajanan demi satu kamar. Whatever, itu mengasyikkan.

Wiwik.
Satu-satunya manusia yang hampir berwujud laki-laki di kamar kami. Ini karena potongan rambutnya yang begitu pendek. Jadi, panggil aja Boy. Manusia pelindung kamar kami dari segala apapun yang kami takuti.
I don't have picture with her

This Is Us:

Moment berkesan ketika, kami merayakan ulang tahun cucu-cucu Einstein ini di Hotel.




Sehabis di Hotel, harusnya, kami ke Kota Tua.
Ya, kami tetap berniat melakukan itu. Tapi karena macet di malam minggu, mengakibatkan kami batal untuk singgah disana. Yang terjadi adalah kami ke monas malam hari. Alhasil, tidak terjadi apa-apa. Monas sudah tutup gaes. Untunglah, sempat berfoto sebentar. Itupun hasilnya merupakan usaha keras dari pengaturan lighting.



Day 1. Planetarium- Taman Mini Indonesia Indah.
Planetarium adalah tempat pertama yang kami tuju. FYI, sebagian besar pengunjung planetarium adalah anak TK dan SD. Dan kami datang secara berombongan, bagaikan anak SD. Untung kami tidak berbaris-baris selayaknya anak SD. Untuk  masuk kami butuh tiket. Dan itu antrinya luar biasa. Se-jam kami menunggu, ujung-ujungnya nggak jadi gara-gara tiket habis.



Finally, kita ke Taman Mini Indonesia Indah.

Tempat pernah yang kami datangi adalah Pusat IPTEK. Sebagai anak fisika, anak MIPA. Mencari inspirasi dan ilmu pengetahuan disini adalah tempat yang tepat. Bisa main sambil belajar. Waktu itu, saya masuk ke simulasi gempa. I think, rasa goncangannya bakalan sangat kuat. Ternyata, diluar dugaan. Tidak seberapa jika dibandingkan dengan goncangan teman yang gendut berlari. Whatever, saya sudah tidak penasaran lagi. Selain itu, saya juga mencoba untuk menaiki sepeda gantung. Ya, sekedar mencoba. Belum menaiki. Petugas sudah memasangkan alat pengaman dan saya sudah digantung dan hampir naik di sepeda. Tapi, I dunno, saya bergetar. Jadilah, nggak jadi. Malu-maluin, kan?




Setelah ke pusat IPTEK. Kami mencoba untuk mengendari sepeda yang berpasangan itu. FYI, itu gak mudah untuk mengendalikannya. Saya beberapa kali hampir jatuh. Awalnya saya berpasangan dengan wiwik. Karena hujan juga, wiiwk tak sanggup melanjutkan. Jadilah ganti pasangan sama Awi. Tujuan utama kami adalah danau. Ternyata TMII sangatlah luas. Untuk menuju ke danau saja, sungguh melelahkan. Apalagi tak tau lokasi pastinya, jadilah selalu bertanya. Semua tak berujung sia-sia, kami melihat danau. Dan dari arah danau memandang, disana ada tempat yang jauh lebih indah yaitu negeri dongeng atau dunia anak-anak. Sepertinya saya salah. Saya lupa apa namanya. Karena Awi lelah, akhirnya ganti pasangan lagi. Yaitu bersama syahrul.


Day 2. Kebun Raya Bogor.
Jakarta ke Bogor, cukup membuat kami tidur di bus.
Di Tempat ini kami menyewa sebuah mobil untuk mengajak kami mengelilingi kebun raya bogor plus singgah ditempat foto terbaik. Sambil mobil berjalan, kami akan dipandu oleh petugas. 











Habis tuh..
Kami ke Devoyage. Devoyage itu Eropa versi mini. Disini, banyak banget spot foto ala Eropa. Ada menara Eifell, ada kincir angin, dan banyak lagi. Jadi intinya, tempat ini adalah spot foto. Fix Spot foto.





Day 3. Reaktor Nuklir Serpong
Kami ke Reaktor Nuklir Serpong. Ini adalah tujuan utama kami. Yang jelas, pada saat itu, kami tidak bisa berfoo karena semua barang-barang tidak diperbolehkan dibawa masuk. Bahkan cincinpun tidak boleh, karena takutnya akan jatuh di kolam reactor. Intinya, selama di reactor, saya kagum. Dengan pelayanannya, dengan alatnya yang canggih, dan kawasannya yang luar biasa bagus banget.

Selepas ke reactor, kami lanjut ke Masjid Istiqlal untuk sholat duhur. Baru kemudian, kami lanjut ke Yogyakarta. Ceritanya, malam ini kami tidur di bus. Perjalanan akan memakan waktu yang sangat lama. Kalau tidak salah, kami berangkat jam 5 sore, kami sampai jam 6 pagi. Kami singgah disuatu tempat istirahat. Disana kami mandi, kami sarapan.
Barulah kami ke Reaktor Kartini. Tidak jauh beda dengan raktor serpong, namun saja reactor kartini skalanya lebih kecil.
Pulang.
Next, kami ke merapi. You Know Merapi, Gaes??
Tempatnya Mbah Maridjan  meninggal?
You know Mbah Maridjan, gaes? 
Ituloh yang nyanyi bangun tidur tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi.
*Salah?
Maksud saya, Mbah Maridjan, Kukubima Roso!!
Dari sekian banyaknya destinasi trip, saya pastikan merapi adalah terbaik. 
Kami mencoba jeep. Di jeep terdapat, manusia-manusia bernama Widi, Ela, dan Ifah. Mereka adalah manusia-manusia yang saya temani menggila. Temani berteriak. Sekali lagi, yang paling diberuntungi adalah mas sopir kami sangat baik. Jago motret.
 “ Mas Agus, semoga baik-baik disana bersama keluarga,yah”.
Mas Agus jago banget bawa jeepnya, sampai antaraksi muatr-mutar. Ini yang membuat manusia yang bernama Ela, mual.










Merapi, I’ll be Back.
Malamnya, kami ke Malioboro. Ternyata, malioboro adalah jalan yang panjang. Melelahkan juga jika mau dikelilingi.

Day 4. Parangritis-BeringHarjo-Malioboro-Prambanan 
Kami ke Pantai Parangritis. You know that? Itu loh, pantai yang terkenal dengan cerita mistis dari Nyi Roro Kidul. Kami tak lama disini, yang terpenting adalah kami menginjakkan kaki, dan kami berfoto. Kamipun pulang.




Lanjut ke Pasar, BeringHarjo dan Kembali lagi ke Malioboro.
Hari yang panjang dan butuh uang yang banyak untuk membeli semua yang dinginkan. Jika hanya punya uang, itupun tak cukup. Karena kamu perlu berjalan untuk itu, Dan itu sangat meleleahkan ditambahn dengan cuaca yang sanagt begitu panas.
Prambanan.
I am coming to you.
I am speechless.
You are so beautiful.






Malamnya kami menempuh perjalan yang jauh lagi menuju Surabaya

Day 5. Surabaya
Kami sampai agak siang, yang saya lupa jam berapa. Namun sebelumnya, kami singgah di Kediri dulu untuk mandi dan sarapan pagi. Disana kami ketemu beberapa senior yang sedang mengikuti kursus bahasa inggris. Kami juga diajak berkeliling melihat lokasi-lokasi kursus yang bagus.
And then, Kami ke Surabaya.
Kami sampai di Museum Kapal Selam. Sebelumnya kami makan siang dulu. Dan karena udah siang, dan takutnya buru-buru nantinya di bandara. Akhirnya batal lah kami masuk museum. Kami kemudian langsung ke bandara.

Dan drama terjadi.
Saat check in. Saya baru sadar, hp saya ketinggalan di bus. Gemetar. Pengen nangis. Pikiran kemana-manan. Omaigat, saya mengingat semua belanjaan saya, tapi saya lupa hp. Sumpah Mrs. Teledor. Tapi, saya masih berjodoh dengan hp saya. Bapak bus-nya baik. Saat saya mencoba menelpon, ternyata dia sudah jalan kembali ke bandara untuk mengembalikan hp saya. Makasih pak, yah.
Jadi kesimpulan dari study tour ini adalah Semua Makanan Orang Jawa Pedis dan berbumbu banget. Untung Saya Kuat.
Yang jelas, study tour ini adalah salah satu bagian terbaik dari hidup saya.
Hingga hari ini, satu bulan kepulangan dari sana. I can not move on.
Terima kasih ibu Pengampuh mata kuliah, yang telah menuntaskan satu mimpi saya untuk menginjakkan kaki di tanah Jawa.