Dilan 1990 the Movie. Marak ketika bukunya terangkat menjadi sebuah film. Padahal bukunya sudah lama. Inilah power of film. Ketika menonton ternyata lebih diminati masyarakat Indonesia dibandingkan membaca buku. Tapi, tidak mengapa, ini menunjukkan bahwa film Indonesia diminati di rumah sendiri.

Sumber: Google
Dear teman-teman yang sudah nonton ataupun yang belum,
Biarkan saya sedikit berbicara dengan pandanganku sendiri bagaimana Film Dilan 1990.

Sangat antusias ketika beredar kabar bahwa Ayah Pidi Baiq akan menggarap Film Dilan 1990 ke layar lebar. Yang teman-teman harusnya tau adalah, Dilan 1990 merupakan buku yang ditulis sendiri oleh Ayah Pidi Baiq. Sebuah novel remaja, yang dengar-dengar diangkat dari kisah nyata. Katanya, tokoh-tokoh dalam Dilan 1990 ada di dunia nyata. Doaku hanya satu, jika saya tak bisa dapat seperti dilan. Biarkan anakku saja yang jadi milea. Supaya bahagia, Aamiin.

Ketika mendengar kabar tersebut, masyarakat antusias.

Saya juga antusias.

Yang terlintas sekarang di pikiranku adalah, semoga sesuai dengan novelnya atau lebih baik. Paling tidak, para pembaca novel dilan tidak kecewa.

Baik mari memberi komentar satu persatu.

Pemilihan Tokoh. Dilan sebagai tokoh utama tentunya menjadi sorotan. Semua orang bertanya-tanya siapakah yang akan menjadi pemeran dilan? Ternyata yang terpilih sebagai pemeran Dilan adalah Iqbaal Ramadhan. Beberapa senang, terutama bagi para penggemar Iqbaal tentunya. Beberapanya lagi, kecewa. Mengapa Ayah Pidi Baiq menjatuhkan pilihan pada Iqbaal. Secara, jika novelnya dibaca, karakter dilan benar-benar tidak sama dan tidak cocok untuk dibawakan oleh iqbaal. Tapi, menurut saya, pandangan saya, anggapan-anggapan tersebut salah. Malahan, akting Iqbaal sebagai Dilan di film ini benar-benar bisa mematahkan anggapan orang-orang sebelumnya. Iqbaal berhasil memerankan dilan dengan sempurna. Dari tutur katanya. Perangainya. Tatapannya. Ahhhh, cukup. Sangat sempurna intinya.

Selain Dilan, sosok Milea diperankan oleh Vanesha Prescilla. Seorang pendatang baru dalam dunia perfilman Indonesia. Berdasarkan pandangan mata saya, Vanesha yang akrab dipanggil Sasha ini sangat tepat dipilih sebagai orang yang memerankan tokoh Milea. Tuturnya sangat lembut, manja, dan manis sekali. Akting Shasa juga sudah bagus dan sudah bisa disetarakan sama artis-artis yang sudah lebih dulu mencicipi dunia perfilman. Yah, jelaslah, Ayah Pidi Baiq sendiri yang memilihnya. Tentu semuanya dipertimbangan, mengingat para tokoh dalam Dilan ini katanya nyata. Pidi baiq pasti memilih orang-orang yang memang dianggap mirip dengan aslinya.

Dari sisi cerita yang disajikan dalam film ini, bisa dibilang sangat sesuai dengan yang ada dalam novel. Buku Dilan 1990 memiliki jumlah halaman  lebih dari 300 halaman. Jadi, itu artinya bahwa tidak semua bagian yang ada di buku bisa disajikan dalam film. Takutnya nanti jadi sinetron kalau diangkat semua. Bagian-bagian yang diangkat dalam film, merupakan bagian-bagian yang menurut saya menarik. Ini membuat semua scene dalam film tidak membosankan. Karena disetiap scene pasti ada kejutan. Termasuk gombalan-gombalan Dilan yang sering membuat senyum-senyum sendiri.

Sangat menarik. Sangat lucu. Sangat romantis.

Mengenai pengambilan gambar. Dari segi orang yang tak tau apa-apa mengenai perfilman, saya melihat bahwa beberapa bagian ada kejanggalan. Efek filmnya tidak konsisten, kadang-kadang menunjukkan suasana di tahun 1990, kadang-kadang juga seperti terlihat tahun 2018. Yah, semacam efeknya tidak konsisten. Itu yang pertama. Kedua, ada beberapa cara pengambilan gambar yang goyang. Termasuk ketika Iqbaal dan Anhar berkelahi, menurut saya sangat mengganggu. Terlalu goyang. Dan bikin pusing. Sepertinya terakhir adalah mengenai salah satu scene ketika Bunda Dilan dan Milea di mobil. Terlalu terlihat bahwa menggunakan green screen. Benar-benar tidak nyaman untuk dipandang mata.

Selama hampir 2 jam, menurut saya ada beberapa scene yang sangat menarik. Dan benar-benar bikin greget. Yaitu ketika datang sekelompok anak-anak dari sekolah lain yang ingin menyerbu sekolah Dilan. Kemudian Milea berlari, melalui depan sekolah, berusaha menghindar dari lemparan-lemparan batu. Itu sangat WOW menurut saya. Milea benar-benar dapat memerankannya dengan baik. Kedua adalah ketika Anhar menampar Milea di Kantin Bi Eem. Kerenbanget. Dari video yang saya dapat di youtube berdasarkan behind the scene, Sasha mengaku benar-benar ditampar sama pemeran Anhar dan itu di take sampai 15 kali. What? Yes, ini totalitas banget. Dan benar memang bahwa scene itu benar-benar keren. Sampai pada Milea lari ke kelas, kemudian menangis. It is really so good. So Proud of you, Sasha !!

Secara keseluruhan film ini keren. Bagi yang sudah baca bukunya, pasti nggak bakalan kecewa. Jadi, sangat disaraninn buat nonton. Oh, Iya, Bagi teman –teman yangakan nonton,  jangan direkam ataupun dishare pada saat nonton. Kasihan. Stop bajak. Cintai film kita. Hargai karya tokoh-tokoh perfilman kita.

Makasih, sudah sampai disini.

Jangan rindu yah, Berat. Kamu gak akan kuat. Biar aku saja.

Sampai jumpa di Dilan 1991.