Malam minggu kemarin,
saya sedang menikmati kehidupan yang indah karena baru saja menyelesaikan Ujian
kedua Fisika Matematika 1. Meskipun tidak puas dengan usaha saya saat sedang
berhadapan dengan kertas ujian, tapi seperti yang dikatakan oleh dosennya,’ Lupakan
ujian kedua. Sekarang persiapkan untuk ujian ketiga yang lebih baik. Jadi,
apapun masalahnya minumnya tetap teh botol sosro”.
Untuk mendeklarasikan
kebahagian penuh kebebasan itu, saya dan dua teman kos berjalan-jalan di sekitaran
kos untuk mencari beberapa makanan. Setelah berjalan sekitar 150 meter, saya
mendapat penjual kue putu menangis.
Karena tertarik sayapun
memanggil abangnya. Si abang singgah, hatipun senang.
Mungkin ada yang belum
tau, kenapa dinamakan putu menangis?
Ya, karena kue ini bisa
mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang menangis. Yang menambah
suasana horornya adalah kalau tukang putunya menjual di malam hari. Jadi, bisa
dibayangkanlah.
Pada saat abangnya
sedang membuat pesanan saya. Ada hal yang menarik dan membuat saya
bertanya-tanya,’kenapa…..kok bisa?’
Disinilah, diskusi
singkat saya, abang kue putu, dan teman saya berlangsung. Serunya, ini terjadi
di pinggir jalan.
“ Bang, kok lampunya bisa menyala.” Ini saya lontarkan karena saya penasaran kenapa lampunya bisa menyala sedangkan tidak ada listrik yang mengalir.
“ Coba ditebak. Pakai Aki atau cas-an?’
“ kayaknya aki deh mas. Kalau misalnya pakai cas-an, terus apa gunanya kabel”
“ Iyak, betul ini pake aki”.
“ Terus kenapa bisa bunyi mas?”
“ Coba lihat. Disini ada cerobong. Dan ada beberapa lubang. Lubangnya ini digunakan untuk memasak putunya. Kalau cerobong ini dibuka dan lubang-lubang ini tutup maka akan menghasilkan bunyi.”
“ Oh begitu. Jadi, masak putunya ini pake uap?”
“ Iya. Di dalam panci ini ada air. Kalau mau masak, cerobongnya ditutup. Dan lubangnya dibuka. Di atas lubangnya diletakkan putunya. Jadi, semua uap yang berasal darizat cair yang dipanaskan akan menuju ke lubang putunya. Itulah kenapa putunya bisa masak.”
“ Biasanya berapa air yang dibutuhkan bang untuk satu malam?”
“ biasanya tiga ember.”
Dari hal sederhana
seperti ini, banyak hal yang bisa saya dapatkan. Pengetahuan itu bisa didapat
dari mana saja dan dari siapa saja. Bahkan dari tukang putu pun. Itu makanya,
orang bilang “ Jangan lihat siapa yang berbicara, tapi lihat apa yang ia
bicarakan”.
Untuk mencoba dan
merasakan bagaimana sensasi rasa dari kue putu menangis. Ini saya kasi
resepnya. Kalau sudah dibuat, bisalah dikirim ke kos saya.
- Adonan tepung beras dan air dikukus terlebih dulu. Setelah matang dan bisa dibentuk, adonan dimasukkan ke dalam saringan kawat, lalu ditekan dan gosok-gosok dengan tangan sehingga adonan keluar dalam bentuk butiran.
- Nah, adonan “serbuk” inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam potongan pipa dan “dikukus”. Jangan lupa, serutan gula jawa harus dimasukkan di tengah supaya mak nyus.
- Tak lama, sekitar semenit adonan kue dalam pipa matang. Dengan menggunakan semacam sunduk dari kayu, adonan dalam pipa ini disodok hingga keluar dari pipa. Satu per satu silinder-silinder hangat pengundang selera itu pun disusun seperti piramid, sebelum ditaburi parutan kelapa.
Sumber resep: http://kuenangis.blogspot.co.id/
2 Komentar
Wah, padahal cuma sekadar putu ya, bisa ambil pelajarannya juga. Learn new things everyday :)
BalasHapushehehe iya. terima kasih sudah berkunjung. Yang sering yah kesini
Hapus